√ Definisi Pembelajaran

                   
SUMBER
           Definisi Pembelajaran

Pembelajaran ialah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Para pendidik formal (sekolah), pembelajaran merupakan kiprah yang dibebankan kepada guru, alasannya guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. Pembelajaran di sekolah semakin berkembang dari pengajaran yang bersifat tradisional hingga pembelajaran dengan sistem modern. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan mencar ilmu yaitu sekadar menyiapkan pengajaran dan melaksanakan mekanisme mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.
Menurut Mudhofir secara garis besarnya ada empat contoh pembelajaran, yaitu:
Pertama, contoh pembelajaran dengan siswa tanpa memakai alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pla pembelajaran ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat materi pembelajara dan memberikan materi tersebut secara mulut kepada siswa.
Kedua, pola (guru + alat bantu) dengan siswa. Pada contoh pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh banyak sekali materi pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.
Ketiga, contoh (guru) + (media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guruyang mustahil menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru sanggup memanfaatkan banyak sekali media pembelajarn sebagai sumber mencar ilmu yang sanggup menggantikan guru dalam pembelajaran. Kaprikornus contoh ini contoh pembelajaran bergantian antara guru dan media dalam berinteraksi dengan siswa. Konsekuensi contoh pembelajaran ini ialah harus disiapkan materi pembelajaran yang sanggup dipakai dalam pembelajaran.
Keempat, pola media dengan siswa atau contoh pembelajaran jarak jauh memakai media atau materi pembelajaran yang disiapkan. Berdasarkan pola-pola pembelajaran tersebut diatas, maka membelajarkan itu tidak hanya sekedar mengajar (seperti contoh satu), alasannya membelajarkan yang berhasil harus memperlihatkan banyak perlakuan kepada siswa. Peran guru dalam pembelajaran lebih dari sekadar sebagai pengajar (informator) belaka, kan tetapi guru harus mempunyai multi kiprah dalam pembelajaran. Dan biar contoh pembelajaran yang diterapkan juga sanggup bervariasi, maka materi pembelajarannya harus dipersiapkan secara bervariasi juga.
Menurut Adams dan Dickey kiprah guru bantu-membantu sangat luas, meliputi:
1. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor)
2. Guru sebagai pembimbing (techer as counselor)
3. guru sebagi ilmuwan (teacher as scientist)
4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Bahkan dalam arti luas, dimana sekolah berfungsi menjadi penghubung antara ilmu teknologi dengan masyarakat dan sekolah lebih aktif ikut dalam pembangunan, maka kiprah guru menjadi lebih luas. Dalam kaitannya dengan acara mencar ilmu sebagai proses mental dan emosional siswa dalam mencapai kemajuan, maka guru hendaknya berperan dalam memfasilitasi biar terjadi proses mental emosional siswa tersebut sehingga sanggup dicapai kemajan tersebut. Guru harus berperan sebagai motor aktivis terjadinya acara mencar ilmu dengan cara memotivasi siswa (motivator), memfasilitasi mencar ilmu (fasilitator), mengorganisasi kelas (organisator), menyebarkan materi pembelajaran (developer, desainer), menilai program-proses-hasil pembelajarn (evaluator), memonitor acara siswa (monitor) dan sebagainya.
Sedangkan yang menjadi kunci dalam rangka menetukan tujuan dalam pembelajaran ialah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa sanggup ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan di apresiasikan. Berdasarkan mata anutan yang ada dalam petunjuk kurikulum sanggup ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.Guru sendiri ialah sumber utama tujuan bagi para maha siswa, dan ia harus bisa menulis dan menentukan tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan sanggup terukur.
Tujuan (goals) ialah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi sasaran pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar.
2.                   Landasan Konsep Pembelajaran
Proses mencar ilmu intinya melibatkan upaya yang hakiki dalam membentuk dan menyempurnakan kepribadian insan dengan banyak sekali tuntutan dalam kehidupan. Secara filosofis mencar ilmu berarti mengingatkan kembali pada insan mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji, melaksanakan dan meyakini suatu kebenaran sehingga semuanya memperlihatkan kemudahan dalam mencapai segala yang dicita-citakan manusia. Belajar dibutuhkan oleh individu (manusia). Akan tetapi mencar ilmu juga harus dipahami sebagai suatu kegiatan dalam mencari dan mengambarkan kebenaran. Harapan para filosofis bahwa dengan mencar ilmu maka segala kebenaran di alam semesta ini bisa dinikmati oleh insan yang pada alhasil akan menyadari bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan. Dengan demikian, filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir insan maka kaitannya dengan mencar ilmu mirip siklus bahwa dengan filsafat, insan bisa mempelajari (belajar) ihwal segala sesuatu. Sebaliknya, dengan acara belajar, maka pemikiran-pemikiran ihwal mencar ilmu terus berkembang dan banyak ditemukan sehingga membawa warna penemuan wangsit dan pemikiran insan sepanjang zaman.
Perilaku insan bisa berubah alasannya belajar, akan tetapi apakah insan itu memahami perilakunya sendiri atau menyadari ia harus berperilaku mirip apa bila berada atau dihadapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Maka sikap yang masih dicari inilah sanggup dikaitkan dengan kajian dari ilmu Psikologi. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tanda-tanda kejiwaan yang alhasil mempelajari produk dari tanda-tanda kejiwaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku yang tampak dan sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Di antara psikologi yang banyak dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan behavioristik. Di samping masih banyak aliran psikologi lainnya, namun kedua aliran psikologi ini sangat lebih banyak didominasi dalam menentukan arah acara insan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus menguasai banyak sekali teori belajar, mirip teori mencar ilmu gestal, kognitif dan humanistik. Hal ini penting alasannya teori-teori mencar ilmu tersebut menimbulkan landasan dalam menyebarkan kegiatan pembelajaran. Di samping menguasai banyak sekali teoribelajar seorang yang melaksanakan kegiatan pembelajaran harus memahami betul ihwal tugas-tugas perkembangan siswa, hal ini dilakukan biar pembelajaran sanggup dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, minat dan talenta siswa.
Manusia ialah makhluk individu dan sosial. Melalui belajar, individu bisa mempelajari lawan bersosialisasi, sobat hidup bersama dan bisa membangun masyarakat hingga dengan negara dan bangsa. Jika dalam mencar ilmu tanpa arah tujuan pada makna hidup insan sebagai makhluk sosial, maka mencar ilmu akan dijadikan cara untuk saling menguasai, memusnahkan, alasannya segala sesuatu yang dipelajari, diketahui, dipahami melalui mencar ilmu tidak dipakai dalam membuat kondisi kedamaian dunia. Landasan sosiologis ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan penemuan pembelajaran yang banyak terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka pemahaman akan mencar ilmu yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan sampaumur ini.
Pendidikan dan komunikasi mirip setali tiga uang, yang satu memperlihatkan pemaknaan terhadap yang lainnya. Dalam praktiknya proses mencar ilmu atau pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dengan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun niscaya akan ditemukan suatu proses komunikasi. Landasan komunikasi ini akan banyak memperlihatkan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode dan taktik pembelajaran serta pola-pola penemuan pembelajaran. Seperti hanya landasan ilmiah yang lain, komunikasi cukp bisa memengaruhi akseptor didik dalam mencapai keberhasilan membaca pesan-pesan atau informasi pembelajaran. Macam ragam pesan baik eksklusif maupun tidak langsung, bersumber dari media atau manusi secara eksklusif niscaya akan bisa ditangkap, dipahami, dicerna, diolah dan didefinisikan dalam memori insan menjadi bentuk hasil pemahaman belajar. Proses inilah yang masih berkembang dikala ini di dunia riset yaitu bagaomana seorang guru bisa melaksanakan variasi komunikasi dalam proses pembelajaran yang tentunya dengan memerhatikan komponen pembelajaran lainnya, khususnya akseptor didik dan model pembelajaran yang digunakan. 
Pembelajan erat kaitannya dengan penggunaan teknologi pendidikan, pembelajaran yang kompherensif harus memerhatikan perbedaan interest siswa, di mana siswa ada yang tipe auditif, visual dan kinestetik. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran akan menjembatani keempat minat siswa tersebut, sehingga pembelajaran lebih akomodatif dan menyenangkan, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sanggup memakai media pembelajaran, mulai dari yang sederhana mirip gambar, foto, lukisan hingga kepada yang memakai teknologi canggih eperti LCD projektor, penggunakan komputer dalam pembelajaran mirip e-learning, pembelajaran online, pembelajaran berbasis komputer (CBI dan CAI).
Hasil Belajar
Menurut Bloom tiga ranah hasil mencar ilmu yaitu kognitif, efektif dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, blomm menyebutkan 6 tingkatan yaitu “1) Pengetahuan; 2) Pemahaman; 3) Pengertian; 4) Aplikasi; 5) Analisa; 6) Sintesa, dan 7) Evaluasi”. Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa intinya proses mencar ilmu ditandai dengan perubahan tingkah laris secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, efektif maupun psikomotor. Proses perubahan sanggup terjadi dari yang paling sederhana hingga pada yang paling kompleks yang bersifat pemecah masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.
Adapun Bloom yang banyaak mendapat efek dari Carrol dalam “Model of School Learning”-nya berusha untuk menyampaikan sejumlah kecil variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil mencar ilmu Thesis Central Model. Blomm  menyatakan bahwa variasi dalam “cCognitive Entry Behaviours” dan Afektif Entry Characteristics” dan kualitas pengajaran menentukan hasil belajar, Blomm yakin bahwa variabel kualitas pengajaran yang tercermin dalam penyajian materi petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan dan perbaikan penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa, (Bloom, 1976:11 dalam Max Darsono, 1989:88). Secara umum, hasil mencar ilmu siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang beradaa diluar diri pelajar, yang tergolong faktor internal ialah:
1. Faktor sosiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat badan dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat baawaaan maupun keturunan, yang meliputi:
a) Faktor intelektual terdiri atas:
1.             Faktor pontesial, yaitu intelegensi dan bakat.
2.             Faktor nyata yaitu kecakapan nyata daan prestasi.
b) Faktor nonintelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu mirip sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, pembiasaan diri, emosional dan sebagainya.
3. Faktor kematangan baik fisik maupun psiki, yang tergolong faktor    eksternal ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
1.                  faktor lingkungan keluarga
2.                  faktor lingkungan sekolah
3.                  faktor lingkungan masyarakat
4.                  faktor kelompok
b) Faktor budaya seperti: susila istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.
c)  Faktor lingkungan fisik, mirip akomodasi rumah, akomodasi belajar, iklim dan sebagainya.
d) Faktor  spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara eksklusif atau tidak eksklusif dalam mempengaruhi hasil mencar ilmu yang dicapai seseorang. Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi mencar ilmu yaitu motivasi berprestasi, intelegensi dan kecemasan.

0 Response to "√ Definisi Pembelajaran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel